Pengamanan Data Pengguna dalam Sistem Rekam Medis Elektronik: Tantangan dan Solusi
Di zaman modern, sejumlah institusi medis dan tempat perawatan yang mengadopsi rekam medis digital untuk meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan data klien.
Baca lebih lanjut tentang rekam medis KLIK DISINI
Walaupun memiliki berbagai keunggulan, teknologi EHR juga memunculkan tantangan besar terkait perlindungan data. Data kesehatan pengguna adalah informasi sensitif yang mudah diserang terhadap bahaya seperti pengintaian, penyalahgunaan, dan eksploitasi. Artikel ini akan membahas beragam kendala utama perlindungan informasi dalam sistem ini serta cara dan teknologi yang dimanfaatkan untuk melindungi informasi pengguna.
Tantangan Keamanan dalam Aplikasi EHR
Potensi Pengintaian dan Bocornya Informasi Data kesehatan adalah salah satu kategori data paling mahal di dunia digital. Tidak heran jika platform EHR menjadi sasaran empuk bagi hacker. Saat informasi pasien berpindah ke pihak yang tidak berhak, akibatnya sangat berbahaya, baik bagi individu maupun fasilitas kesehatan. Selain itu, kebocoran data juga bisa saja muncul karena ketidaksengajaan atau kekurangan pada sistem.
Konsistensi terhadap Regulasi yang Ketat Di berbagai wilayah, termasuk Indonesia, diperlukan aturan terkait penjagaan data klien, seperti Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Pihak medis perlu menjamin bahwa rekam medis elektronik mencapai ketentuan perlindungan yang diwajibkan oleh pemerintah tersebut. Menjaga kepatuhan terhadap aturan ini bukanlah hal gampang karena setiap rekaman yang diarsipkan dan dipakai perlu memenuhi aturan pengamanan yang ketat.
Ancaman dari Dalam Meski serangan luar seperti hacking umumnya menjadi fokus perhatian, bahaya internal tidak boleh dilupakan. Staf atau tenaga medis yang diberi izin ke informasi pasien dapat menjadi potensi risiko kebocoran data. Misalnya, penyalahgunaan akses atau ketidaksengajaan dalam mengakses rekam medis dapat mengakibatkan data bocor informasi pribadi.
Cepatnya Perkembangan Teknologi Dengan berkembangnya kemajuan teknologi, EHR juga perlu di-update dan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun, langkah ini tidak selalu berjalan mulus dan berpotensi membuka celah keamanan baru jika kurang tepat. Kasus ini terutama berlaku saat rekam medis elektronik digabungkan dengan sistem inovatif, seperti pelayanan kesehatan jarak jauh atau SIRS, yang menambah akses dan membuka celah keamanan.
Langkah dan Metode untuk Melindungi Privasi Klien
Pengamanan Data Enkripsi adalah salah satu metode kuat dalam melindungi data pasien. Informasi yang disembunyikan akan sulit diakses oleh pihak yang tidak berwenang, bahkan meskipun berhasil masuk. Metode ini mewujudkan bahwa hanya yang berhak yang dapat memahami informasi pribadi dalam data kesehatan.
Autentikasi Dua Faktor dan Akses Terbatas Aplikasi EHR wajib menyediakan sistem pengawasan untuk menjamin hanya yang memiliki otoritas yang dapat mengakses data. Autentikasi dua faktor adalah metode utama untuk menambah lapisan keamanan. Dengan sistem ini, pengakses harus melalui dua langkah verifikasi sebelum mendapatkan akses, misalnya dengan menuliskan password dan kode unik yang disampaikan ke ponsel pengguna.
Peningkatan Keterampilan bagi Petugas Kendati sistem sangat penting, peran manusia juga merupakan salah satu bagian penting dalam menjaga keamanan data. Pelatihan dan pendidikan bagi staf mengenai standar keamanan dan langkah pengelolaan data klien secara aman amat penting. Seluruh tim perlu mengerti apa yang harus dilakukan dalam kondisi tertentu, seperti mengenali potensi bahaya atau mencegah ketidaktepatan yang dapat menyebabkan kebocoran data.
Pengawasan dan Pemeriksaan Rutin Audit secara rutin adalah metode tambahan untuk mengamankan bahwa semua protokol keamanan dipatuhi dan sistem berjalan sesuai standar. Pengawasan dan audit secara rutin memungkinkan rumah sakit untuk mencari tahu ancaman potensial dan mengatasinya sebelum terjadi masalah. Selain itu, audit juga membantu dalam menjaga kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Pemanfaatan AI untuk Mendeteksi Anomali Artificial Intelligence mampu dimanfaatkan untuk mengenali tanda mencurigakan atau perilaku aneh dalam sistem EHR. Misalnya, AI bisa menemukan tanda abnormal atau aktivitas yang mencurigakan yang mungkin menunjukkan adanya potensi bahaya. Dengan adanya AI, fasilitas kesehatan dapat mengambil tindakan lebih dini terhadap ancaman potensial sebelum berkembang menjadi insiden besar.
Simpulan
Privasi pengguna dalam sistem rekam medis elektronik harus diperhatikan di era teknologi ini. Dengan ancaman serangan, tersebarnya informasi, dan aturan ketat, rumah sakit perlu mengadopsi metode pengamanan untuk melindungi privasi pasien. Proteksi informasi, autentikasi dua faktor, program pembekalan, audit berkala, dan pemanfaatan AI merupakan beberapa langkah penting yang mampu menjaga keamanan privasi. Dengan proteksi berlapis, platform digital ini dapat memberikan keuntungan signifikan bagi kualitas medis tanpa mengorbankan privasi pasien.